Kamis, 16 Oktober 2008

Kepada Anakku, Afzalurrahman...

17 Oktober 2008, bagi sebagian orang mungkin tanggal ini gak begitu berarti karena memang jarang ditemui berada dalam buku-buku literatur sejarah sebagai tanggal yang punya nilai histori. Tapi bagi aku, tanggal ini jelas punya makna tersendiri. Ya, hari ini genap sudah anakku, Afzalurrahman, berusia 6 bulan. Usia peralihan, dari masa ber-ASI ria ke masa pengenalan berbagai macam jenis rasa makanan dan minuman. Aku yakin, hari-hari mendatang akan dipenuhi dengan warna-warni kejutan yang diatraksikan oleh anakku, kejutan-kejutan manis akan sebuah pertumbuhan dan perkembangan akan jiwa dan jasad menuju ke sebuah tahap kekanakkan yang penuh dengan arena permainan.

Anakku, sengaja kutulis dan kuposting tulisan ini, agar kelak kau tahu, bahwa kau adalah bagian dari sejarah. Bukan hanya sejarah bagi ayah dan ibumu, tapi juga sejarah bagi orang yang pernah dan akan mengenalmu, sejarah bagi orang yang tidak pernah mengenalmu, sejarah bagi orang yang mencintaimu, sejarah bagi orang yang membenci dan memusuhimu, sejarah bagi tapak-tapak jalanan yang di atasnya kau teteskan keringat lelah perjuangan panjang, sejarah bagi bumi yang tidak kunjung kau jejaki, sejarah bagi bangsa yang merindu aksi juang keimananmu, sejarah bagi negeri yang menanti gegap kepal kekar tanganmu mencengkeram durjana perusak dan penghancur yang murka. Dan yang pasti, kau adalah sejarah bagi perjalanan agama menuju mihrab kemenangan yang dijanjikan.

Anakku, ketika kau dilahirkan ke bumi ini dengan sedaya juang ibumu yang ikhlas dan sesabar ayahmu yang menanti penuh kerinduan, bukan sekedar senyum ayah-ibumu yang mengembang kebahagiaan, bukan jua sekedar peluk syukur saudaramu yang hangat kegirangan. Dibalik itu semua, amanah yang menggunung, pun harapan yang menganak samudera, telah diletakkan di atas pundakmu yang mungil. Bukan, bukan oleh ayah dan ibumu. Tapi oleh seluruh penduduk langit dan bumi. Mereka yang berharap kehadiranmu menjadi angin penyejuk episode kehidupan ini. Mereka yang sudah tak sabar lagi menanti semburat sinar pengusir kegelapan. Mereka yang tlah lelah menanti sosok tubuh yang tegap dengan tekad membara, membawanya ke arah pendakian yang lurus, agar aroma puncak yang segar dan panorama indah lembah kemenangan segera dapat dihirup dan disaksikan...

Anakku, Palestina yang membara, Irak yang bergejolak, Afghanistan yang merana, Indonesia yang menderita, dan sederet panjang negeri-negeri muslim yang berduka... Mereka adalah korban-korban kebiadaban zionis dan Amerika sebagai biang penjahatnya. Dunia ini tlah lelah, merindu aksi seorang anak manusia yang ikhlas, yang mampu mengabdikan segala waktu, tenaga, dan jiwanya, untuk memimpin mereka keluar dari segala krisis kehidupan yang menggurita. Jadilah kau sosok itu, pemimpin yang akan membawanya menjadi khalifah Allah di bumi ini, yang akan memakmurkannya dengan penuh amanah dan kokohnya keimanan...

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahui; sedangkan Allah mengetahuinya” (al Anfal: 60).


“Kerana itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar” (an-Nisa’: 74).

al Imam asSyahid berkata pada penutup Risalah al Jihad “Sesungguhnya ummat yang menyebabkan kematian dengan cara yang baik dan mengetahui bagaimana untuk mati dalam kematian yang mulia, Allah mengurniakan kepadanya kehidupan yang mulia di dunia dan kenikmatan yang abadi di akhirat. Tidak adalah al Wahan yang melemahkan kita yakni kecintaaan kepada dunia dan kebencian kepada mati. Maka persiapkanlah diri kamu untuk amal yang besar ini dan inginkanlah kepada kematian, nescaya akan diberikan kepadamu kehidupan. Dan ketahuilah kematian itu tidak dapat tidak daripadanya. Ianya (kematian) adalah sekali sahaja, jika kamu jadikannya pada jalan Allah jadilah ia keuntungan di dunia dan balasan pahala di akhirat. Tidaklah menimpa kamu melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kamu. Maka ketahuilah, dengan kematian yang mulia itu kamu berjaya dengan kebahagian yang sempurna. Semoga Allah mengurniakan kepada kami dan kepadamu kemuliaan mati syahid di jalanNya.”

Tidak ada komentar: